top of page
Search

Raja Kungfu BajiQuan - Li Shu Wen (bagian kedua)

  • Writer: Admin
    Admin
  • Jan 10, 2013
  • 4 min read

Ketika bertukar ilmu dengan biksu tinggi Shaolin, ia mendapat Kitab Yijinjing, Liuhe Bashi, Jingang Bashi, Wengong Bashi, dan Liushi Sishi. Ia juga mendapat ilmu roushou Taichi dari jagoan kungfu bernama Li Ruidong, yang dijuluki “Li Si Hidung” (1851-1917). Ini masih diperkuat ilmu dari kitab Liuhe Bashi, Jingang Bashi, Wengong Bashi, Wugong Bashi dan Liuhe Sishi. Li Shuwen berlatih ilmu Jingang Bashi dan Kitab Yijinjing seumur hidup, dan memasukkan unsur-unsur di dalamnya ke dalam Bajiquan yang dipelajarinya di Luotuan.

Setelah 1907, tentara Beiyang pimpinan Xu Lanzhou yang berdomisili di Heilongjiang, dengan Ren Guodong sebagai komandan batalion, dan wakilnya Chen Fugui, memanggilnya untuk mengajar kungfu. Inilah awal persahabatan seumur hidupnya dengan Xu Lanzhou.

Pada tahun kedua pemerintahan Qing Xuantong, Dinasti Qing akhir (1910), anggota Tongmenghui (aliansi Sun Yat-sen untuk demokrasi, cikal bakal Guomindang/Kuomintang/Partai Nasionalis), Ye Yunbiao dan Ma Fengtu menyelenggarakan Seminar Wushu China di Tianjin, untuk menggalang kekuatan para pendekar yang menentang pemerintahan Dinasti Qing. Seminar ini mendapat dukungan Li Ruidong “Li Si Hidung”. Li Ruidong berakhlak baik dan ilmu kungfunya pun tinggi. Di dunia persilatan ia dijuluki “Meng Chang Kecil” karena reputasinya. Karenanya, seluruh ahli kungfu dari berbagai aliran membanjiri Tianjin, dan berkumpul dalam seminar wushu ini. Dorongan Ma Fengtu (murid “dewa tombak” Zhang Jingxing), ditambah jalinan persahabatan erat antara Li Shuwen dengan Li Ruidong, membuat Zhang Jingxing, “dewa tombak” Bajiquan, memimpin sendiri murid sekaligus keponakannya, Wang Zhongquan “si dewa tongkat”, muridnya “dewa tombak” Li Shuwen serta murid-murid Wang Zhongquan dan Li Shuwen, yakni Zhang Dezhong, Cui Zhangyou, Zhang Zilin, Huo Diange, Gao Xichen dan yang lain menuju Tianjin, menjabat sebagai pelatih perkumpulan pendekar. Tiga generasi perkumpulan pendekar Yijing dengan reputasinya yang terkenal juga datang. Kedudukan mereka tidak kalah dari para master Xingyiquan, Li Cunyi, Liu Wenhua, Zhang Zhaodong dan muridnya, Hao Enguang, Han Muxia, dan lain-lain.

Reputasi Li Shuwen sebagai dewa tombak semakin menanjak. Jenderal-jenderal Kesatuan Tentara China Utara (North China Army) bergantian mengundangnya. Sejak saat itu, seluruh hidup Li Shuwen dihabiskan mondar-mandir di Kesatuan Tentara China Utara. Di antaranya yang tetap menjaga hubungan baik hingga ia meninggal dunia adalah Xu Lanzhou dan Zhang Xiangwu. Jenderal Xu Lanzhou dan Jenderal Zhang Xiangwu (dari polisi kemiliteran) yang memelihara hidupnya hingga lebih dari 20 tahun. Murid-muridnya di Cangzhou yakni Huo Diange, Wei Hong’en, Liu Yunqiao mengundangnya untuk mengajar selama lebih dari 20 tahun. Pada 1907, Xu Lanzhou, Ren Guodong, Chen Fugui berdinas di garnisun tentara Heilongjiang. Kemudian mereka mendapat kenaikan jabatan sebagai kepala pelatih, kepala perjalanan, dan kepala regu. Saat itu, Xu Lanzhou dan Zhang Zuosen menempati posisi yang sama, lalu terjadilah kekacauan politik. Pada 1917, Xu Lanzhou dibantu Zhang Zuosen, menjabat sebagai kepala staff militer, panglima tertinggi pembasmi bandit di Jilin dan Heilongjiang, panglima tertinggi pasukan penjaga gabungan enam daerah, dan berbagai posisi lain. Li Shuwen berkeliling di antara Heilongjiang, Tianjin dan Shenyang. Saat itu, murid-muridnya kebanyakan menjadi pejabat militer tinggi dalam kemiliteran. Selain Xu, dan Ren Chen masih ada Zhang Xiangwu, Liu Huchen, Na Yukun, Liu Xudong, Shen Honglie (panglima angkatan laut), dan lain-lain.

Di Kota Shenyang, pasangan murid-guru Li Shuwen-Huo Diange, Cheng Yougong dan Fu Zhensong menjalin persahabatan. Cheng Yougong yang dijuluki “pendekar terbang, raja turnamen, Cheng tiga” adalah keponakan sekaligus salah satu murid terhebat dari Cheng Tinghua, guru besar Kungfu Tapak Bagua (Baguazhang) yang terkenal di seantero Beijing dan Tianjin, dengan julukan “Cheng yang berkacamata”. Saat itu, ia mengajarkan Kungfu Tapak Bagua (Baguazhang) kepada Jenderal Li Jinglin (kemudian mengajar Jenderal Wang Yizhe dan Jenderal Zhang Xueliang). Fu Zhensong juga seorang ahli Kungfu Tapak Bagua (Baguazhang), dan menjabat sebagai kepala pasukan beladiri kesatuan Jenderal Li Jinglin. Saat itu Cheng Yougong, Fu Zhensong, dan Huo Diange berdiskusi, saling mencurahkan isi hati, dan bertukar ilmu. Bersamaan dengan itu, ayah-anak Fu Zhensong-Fu Yonghui mengikuti pasangan guru-murid Li Shuwen-Huo Diange belajar Bajiquan dan tombak. Ini adalah kisah nyata. Pada era 80-an, Majalah Wulin memperkenalkan perihal ayah-anak Fu Zhensong-Fu Yonghui yang belajar Kungfu Tapak Bagua (Baguazhang). Jelaslah bahwa Fu Yonghui adalah seorang ahli yang berbudi luhur dan penuh integritas. Cheng Qingxun yang sekarang berusia 89 tahun adalah keponakan Cheng Yougong. Pada 1932-1936 ia menjabat sebagai pengawal Jenderal Zhang Xueliang. Saat membicarakan Huo Diange, ia tetap menggunakan sebutan “Paman Guru Huo”, dan menganggap persahabatan Cheng dan Huo sebagai harta keluarga.

Pada 1925, Li Jinglin menjadi pengawas administrasi pemerintahan Dinasti Ming dan Qing di Beijing sekaligus wakil panglima tentara gabungan administrasi pemerintahan. Ia memanggil Li Shuwen untuk menjadi pengajar beladiri utama kesatuan tentara. Li Jinglin juga berguru pada Li Shuwen. Pada masa ini, Li Shuwen yang sudah berusia lebih dari 60 tahun, masih menang saat beradu ilmu dengan orang lain. Tombaknya menusuk pengawal ayah mertua Jenderal Li Jinglin “Tuan Besar Yang”, jurus sikut dan kibasan tangan ke arah kemaluannya menewaskan “Dewa Tangan Tornado Hitam” Li Zhenbo, tapak besinya menewaskan dua pekungfu tinggi Beijing yang menantangnya.

Pada 1927, Jenderal Zhang Zhijiang mendirikan Pusat Pelatihan Ilmu Beladiri Negara, dengan Jenderal Li Jinglin dan Jenderal Zhang Xiangwu sebagai wakil kepalanya. Kemudian Li Jinglin mendirikan Pelatihan Ilmu Beladiri Negara di Shandong, dan Xu Lanzhou mendirikan Pelatihan Ilmu Beladiri di Hebei. Keduanya menjadi tempat pelatihan yang memiliki pengaruh terbesar di daerah. Li Shuwen membawa muridnya berkunjung ke tempat Xu dan Li, memberikan konsultasi, mengajar, dan sebagainya. Li Shuwen juga menerima panggilan Zhang Zhijiang untuk memberi konsultasi di Pusat Pelatihan Ilmu Beladiri Negara di Nanjing. Di musim semi 1933, ia memenuhi undangan untuk menghadiri ujian ilmu beladiri seluruh provinsi yang diadakan oleh Ketua Han Fuju di Provinsi Shandong. Li menerima ajakan Ketua Han Fuju untuk mempertunjukkan Jurus Pedang Chunyang, Bajiquan, Liuhe Daqiang, dan mendapat reputasi yang bagus karenanya. (Bersambung) Peringatan : Dilarang keras mengkopi ulang isi terjemahan ke media elektronik atau media tertulis lainnya tanpa seijin penerjemah yang bersangkutan.

Comments


Recent post
  • White Instagram Icon
  • White Facebook Icon
  • White YouTube Icon

© 2017 Agustinus Sufianto. Qiankun Bafang Wuguan.

© Copyright
bottom of page